widgets

laman html

Rabu, 01 November 2017

Pengertian Hidroponik, Aeroponik, dan Aquaponik

Pengertian hidroponik, aeroponik dan aquaponik masih belum diketahui banyak orang bahkan di kalangan petani sekalipun. Perlu diketahui, kemajuan ide dan teknologi di bidang pertanian saat ini sudah berkembang pesat. Hidroponik, aeroponik dan aquaponik adalah contoh dari perkembangan bidang pertanian. Berkurangnya lahan bertani menjadi salah satu alasan digunakannya metode-metode tersebut. Dalam artikel ini akan dibahas apa itu hidroponik, aeroponik dan aquaponik, kelebihan dan kekurangan masing-masing teknik, serta informasi-informasi lainnya yang berkenaan. 

Pengertian Hidroponik 

Pertama kali kita akan membahas tentang apa yang dimaksud dengan hidroponik? Hidroponik berasal dari bahasa latin: hydro dan phonos. Hydro berarti air, sedangkan phonos berarti kerja. Secara pengertian sederhana, hidroponik berarti air yang bekerja. Namun secara ilmiah dan lebih kompleks yang berkaitan dengan cocok tanam, hidroponik adalah salah satu cara melakukan kegiatan pertanian yang menggunakan air sebagai media menggantikan tanah.




Cara kerja dari hidroponik yaitu: petani akan melarutkan berbagai macam nutrisi berisi berbagai unsur hara mineral yang biasa tanaman dapat dari tanah ke dalam air yang akan digunakan sebagai media bertani. Air tersebut nantinya akan dialirkan ke media lainnya, seperti: pasir, pecahan batu bata, arang sekam, spons, kerikil, dan lain sebagainya. Yang terpenting dalam pemilihan media tersebut adalah media tidak mengandung zat beracun bagi tanaman dan dapat menyalurkan air, oksigen, serta zat hara lainnya ke tanaman. Metode hidroponik bisa digunakan untuk berbagai jenis tanaman, seperti: sayur-sayuran, buah-buahan, tanaman hias, herba dan foliage. Berikut contoh tanaman yang sudah teruji berhasil diproduksi dengan cara menanam hidroponik: salad, kobis, tomat, sawi, kacang, timun, mawar, anggrek, palem, paku, mint, pisang, dan sebagainya.

Pengertian Aeroponik

Pembahasan mengenai selanjutnya apa yang dimaksud dengan aeroponik? Aeroponik adalah hasil modifikasi dari hidroponik. Aeroponik berasal dari kata aero dan phonos. Aero berarti udara. Udara tersebutlah yang menjadi pembeda antara aeroponik dengan hidroponik. Metode aeroponik hanya memerlukan air dan tidak memerlukan bantuan media yang lainnya semacam pasir dan kerikil. Jadi, akar tanaman yang menggunakan metode aeroponik dibiarkan menggantung di udara.


Selain membahas pengertian aeroponik, saya akan sedikit membahas membahas bagaimana cara menanam aeroponik. Petani memerlukan styrofoam dan rockwool (bisa diganti dengan busa). Langkah pertama yaitu memberi beberapa lubang pada styrofoam, masing-masing berjarak 15 cm. Tancapkan semaian tanaman ke dalam lubang-lubang tersebut dibantu dengan rockwool atau busa sebagai pengganjalnya. Dengan demikian, akar dari tanaman akan menjutai bebas ke bawah. Di bawah akar-akar tersebut, pasang sprinkler atau penyemprot kabut yang bertugas untuk senantiasa menyemprotkan kabut berisi larutan hara ke akar. Jangan sampai alat penyemprot tersebut berhenti lebih dari 15 menit, atau tanaman akan layu. Jadi, untuk mengantisipasi hal tersebut, akan lebih baik jika sprinkler menggunakan generator sehingga kemacetan sprinkler akibat listrik mati bisa dihindari. Metode menanam aeroponik ini biasanya digunakan untuk menanam sayur-sayuran.

Pengertian Aquaponik 

Pembahasan terakhir kita tentang apa yang dimaksud dengan aquaponik? Aquaponik adalah metode bertanam yang memungkinkan petani tidak hanya memproduksi tanaman, namun juga beternak ikan. Metode yang satu ini mengombinasikan antara metode hidroponik dengan metode budidaya hewan air. Metode menanam yang satu ini unik dan masih jarang terlihat digunakan.
Aeroponik terbilang sangat efisien karena petani bisa memproduksi ikan dan tanaman secara bersamaan. Antara ikan dan tanamanpun saling menguntungkan satu sama lain. Penjabarannya yaitu sebagai berikut: dimulai dari ikan, hewan yang hidup di air ini menghasilkan kotoran. Kotoran tersebut mengandung nitrat dan amonia yang bersifat racun bagi ikan sehingga berbahaya. Di sisi lain, zat-zat yang terkandung dalam kotoran ikan sangat berguna bagi kelangsungan hidup tanaman. Di sinilah simbiosis mutualisme dari tanaman dan ikan terjadi. Tanaman mendapat nutrisi dari kotoran ikan, ikan mendapat air bersih yang zat berbahayanya sudah diserap tanaman.
Untuk memungkinkan hal-hal tersebut di atas terjadi, diperlukan beberapa komponen sebagai berikut:

  1. Kolam ikan atau wadah yang bisa digunakan untuk memelihara ikan. Gunakan wadah yang lebar agar lahan untuk bertani juga banyak. 
  2. Bio filter. Alat tersebut berguna menjadi tempat tumbuhnya bakteri nitrifikasi. Bakteri tersebut berguna untuk mengubah ammonia menjadi nitrat. Nitrat ini sangat berguna dalam tumbuh kembang tanaman. 
  3. Komponen selanjutnya yang diperlukan yaitu alat yang berguna untuk menangkap serta memisah sisa pakan dan kotoran ikan. 
  4. Subsistem hidroponik, yakni tempat dimana tanaman tumbuh. 
  5. Komponen yang terpenting yaitu sump, yaitu wadah untuk menampung air yang memungkinkan tanaman menyerap unsur hara dari air tersebut.
Adapun jenis sayuran yang dapat ditanam menggunakan metode aquaponik adalah tomat, paprika, buncis, kacang polong, stroberi, ubi jalar, kemangi, bawang, rempah-rempah dan bumbu dapur lainnya. Sedangkan untuk ikan yang dapat dibudidayakan yaitu ikan jenis air tawar, seperti ikan lele, patin, nila, mas, belut, bahkan lobster air tawarpun bisa digunakan.
Dalam membahas pengertian hidroponik, aeroponik dan aquaponik di atas, secara tidak langsung juga telah dibahas komponen-komponen yang diperlukan. Melihat komponen-komponen yang diperlukan, tentu saja membuat awal bertani menggunakan metode tersebut terbilang lumayan mahal. Namun, rata-rata komponen-komponen tersebut bisa bertahan selama sepuluh tahun. Waktu yang lebih dari cukup untuk mendapatkan modal Anda kembali.
Setelah membahas pengertian hidroponik, aeroponik dan aquaponik, kurang lengkap kalau belum membahas kelebihan metode-metode tersebut. Berangkat dari masalah semakin berkurangnya lahan tanah untuk bercocok tanam dan meningkatnya kebutuhan-kebutuhan pangan, metode hidroponik, aeroponik dan aquaponik datang memberikan solusi untuk masalah tersebut dan membawa kelebihan-kelebihan lainnya.
Selain tidak memerlukan lahan yang luas, kelebihan bercocok tanam menggunakan metode-metode tersebut lainnya adalah aktivitas tersebut bisa dilakukan dimana saja, karena mereka tidak memerlukan tanah yang subur. Bahkan petani bisa bertanam di dalam ruangan sehingga kebersihan tanaman tetap terjaga, tanaman bebas dari hama juga ancaman cuaca yang sering berubah-ubah. Dengan demikian, menanam secara hidroponik, aeroponik dan aquaponik memungkinkan tanaman tumbuh lebih cepat.
Selain itu, pemakaian pupuk dan air menjadi lebih hemat, tanaman juga terhindar dari racun yang biasa digunakan untuk mengusir hama. Menanam menggunakan tiga metode di atas juga tidak memerlukan jarak yang lebar antara satu tanaman dengan tanaman yang lainnya. Tanaman tetap bisa tumbuh dengan baik meskipun tingkat kepadatannya tinggi. Secara singkat, produksi tanaman lebih banyak ketika menggunakan metode tersebut dibandingkan menanam dengan tanah.
Melihat manfaat-manfaat yang terdapat dalam pembahasan apa itu hidroponik, aeroponik dan aquaponik di atas, tentunya sangat disarankan kepada para petani untuk mulai menggunakan metode-metode tersebut. Pilih salah satu metode yang sesuai dengan kemampuan Anda dan yang cocok untuk dilakukan di tempat yang sudah disediakan. Semoga pembahasan tanamania.com mengenai pengertian hidroponik, aeroponik dan aquaponik ini bisa bermanfaat.

Sumber: https://www.tanamania.com/pengertian-hidroponik/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar